Selasa, Juni 09, 2009

Kematian Manusia yang Berbeda

Akhir Yang Berbeda


Tatkala masih dibangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.

Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada dirisendiri : "Alangkah sabarnya mereka ... setiap hari begitu ... benar-benar mengherankan!"

Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin dan itulah shalat orang-orang pilihan. Mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk bermunajat kepada Allah.

Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah padahal berbagai nasehat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.

Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.

Disana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur'an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat.

Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati. Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi. Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering melamun sendirian .... banyak waktu luang ... pengetahuanku terbatas.

Aku mulai jenuh ... tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas.

Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan. Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas disebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengedarkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.

Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan.

Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah "Laailaaha Illallaah ... Laailaaha Illallaah ..." perintah temanku. Tetapi sungguh mengerikan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu.

Keadaan itu membuatku merinding. Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat ... Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku tak
berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini.

Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi ... keduanya tetap terus saja melantunkan lagu. Tak ada gunanya ... Suara lagunya terdengar semakin melemah .... lemah dan lemah sekali.

Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak .... keduanya telah meninggal dunia.

Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatahpun.

Selama perjalanan hanya ada kebisuan. Hening. Kesunyian pecah ketika temanku mulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su'ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata "Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk.

Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia." Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.

Perjalanan kerumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat.

Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku.

Hari itu, aku shalat khusyu' sekali. Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu.

Aku kembali pada kebiasaanku semula ... Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu yang lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu.

Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pernah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.

Kejadian yang menakjubkan ... Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu .... sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku.

Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota. Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes.

Ketika ia berdiri dibelakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itupun langsung tersungkur seketika.

Aku dengan seorang kawan, bukan yang menemaniku pada peristiwa pertama cepat-cepat menuju tempat kejadian.

Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan.

Dia masih sangat muda, dari tampangnya, ia kelihatan seorang yang taat menjalankan perintah agama. Wajahnya begitu bersih - mungkin karena sering tersiram air wudhlu.

Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu.

Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya. Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an ... dengan suara amat lemah.

"Subhanallah ! dalam kondisi kritis seperti itu ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an ? Darah mengguyur seluruh pakaiannya, tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati.

Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu.

Selama hidup, aku tak pernah mendengar bacaan Al-Qur'an seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian "Aku akan menuntunya membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu ... apalagi aku sudah punya pengalaman." aku meyakinkan diriku sendiri.

Aku dan kawanku seperti terhipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur'an yang merdu itu. Sekonyong-konyong sekujur tubuhku merinding, menjalar dan menyelusup ke setiap rongga. Tiba-tiba, suara itu terhenti. Aku menoleh kebelakang. Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, degup jantungnya, nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia telah meningal.

Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah meninggal. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis air mataku deras mengalir.

Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan. Sampai di rumah sakit ...... Kepada orang-orang di sana, kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan.

Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata. Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya. Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kepan jenazah akan dishalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah. Semua ingin ikut menyolatinya.

Salah seorang petugas rumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantar jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan, ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa.

Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari senin. Disana Almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin.

Ketika terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni. Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil.


Wassalamu'alaikum.
Bila tiba saatnya kelak, kita menghadap Allah Yang Perkasa. hanya ada satu harap, semoga kita menjadi penghuni surga.

Biarlah dunia jadi kenangan, juga langkah-langkah kaki yang terseok, di sela dosa dan pertaubatan.

Hari ini, semoga masih ada usia, untuk mengejar surga itu, dengan amal-amal yang nyata : "memperbaiki diri dan mengajak orang lain" Rasulullah telah mengingatkan, "Barangsiapa yang lambat amalnya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya." Amin ya Rabbul alamin.......



> > AL-JENAZAH AIRLINES, LAYANAN PENUH 24 JAM
> >
> > Bila kita akan 'berangkat" dari alam ini ia ibarat penerbangan
> > ke sebuah negara. Dimana informasi tentangnya tidak terdapat
> > dalam brosur penerbangan, tetapi melalui Al-Qur'an dan Al-Hadist.
> >
> > Dimana penerbangan bukannya dengan Garuda Airlines,
> > Singapore Airlines, atau US Airlines, tetapi Al-Jenazah
> > Airlines. Dimana bekal kita bukan lagi tas seberat 23 Kg,
> > tetapi amalan yang tak lebih dan tak kurang.Dimana bajunya
> > bukan lagi Pierre Cardin, atau setaraf dengannya, akan tetapi
> > kain kafan putih. Dimana pewanginya bukan Channel atau
> > Polo, tetapi air biasa yang suci.
> >
> > Dimana passport kita bukan Indonesia, British atau American,
> > tetapi Al-Islam. Dimana visa kita bukan lagi sekedar 6 bulan,
> > tetapi 'Laailaahaillallah' Dimana pelayannya bukan pramugari
> > jelita, tetapi Izrail dan lain-lain.
> >
> > Dimana servisnya bukan lagi kelas business atau ekonomi,
> > tetapi sekedar kain yang diwangikan. Dimana tujuan mendarat
> > bukannya Bandara Cengkareng, Heathrow Airport atau Jeddah
> > International, tetapi tanah pekuburan. Dimana ruang menunggunya
> > bukan lagi ruangan ber AC dan permadani, tetapi ruang 2x1 meter,
> > gelap gulita. Dimana pegawai imigrasi adalah Munkar dan Nakir,
> > mereka hanya memeriksa apakah kita layak ke tujuan yang
> > diidamkan.Dimana tidak perlu satpam dan alat detector.
> >
> > Dimana lapangan terbang transitnya adalah Al Barzah
> > Dimana tujuan terakhir apakah Syurga yang mengalir
> > sungai di bawahnya atau Neraka Jahannam. Penerbangan
> > ini tidak akan dibajak atau dibom, karena itu tak perlu bimbang.
> >
> > Sajian tidak akan disediakan, oleh karena itu tidak perlu
> > merisaukan masalah alergi atau halal haram makanan.
> > Jangan risaukan cancel pembatalan, penerbangan ini
> > senantiasa tepat waktunya, ia berangkat dan tiba tepat
> > pada masanya.
> >
> > Jangan pikirkan tentang hiburan dalam penerbangan, anda
> > telah hilang selera bersuka ria. Jangan bimbang tentang
> > pembelian tiket, ianya telah siap di booking sejak anda
> > ditiupkan ruh di dalam rahim ibu. YA! BERITA BAIK!!
> > Jangan bimbangkan siapa yang duduk di sebelah anda.
> > Anda adalah satu-satunya penumpang penerbangan ini.
> > Oleh karena itu bergembiralah selagi bisa! Dan sekiranya
> > anda bisa! Hanya ingat! Penerbangan ini datang tanpa
> > 'Pemberitahuan'. Cuma perlu ingat!! Nama anda telah
> > tertulis dalam tiket untuk Penerbangan....
> > Saat penerbangan anda berangkat...tanpa doa Bismillahi
> > Tawakkaltu 'Alallah, atau ungkapan selamat jalan. Tetapi
> > Inalillahi Wa Inna ilaihi Rajiuun....
> >
> > Anda berangkat pulang ke Rahmatullah. Mati.
> > ADAKAH KITA TELAH SIAP UNTUK BERANGKAT?
> > 'Orang yang cerdas adalah orang yang mengingat kematian.
> > Karena dengan kecerdasannya dia akan mempersiapkan
> > segala perbekalan untuk menghadapinya.'
> >
> > ASTAGHFIRULLAH 3X, semoga ALLAH SWT mengampuni
> > kita beserta keluarga... Amiin WALLAHU A'LAM
> >
> > Catatan:
> > Penerbangan ini berlaku untuk segala umur...tanpa kecuali,
> > maka perbekalan lebih baik dipersiapkan sejak dini.....sangat
> > tidak bijak dan tidak cerdas bagi yang menunda-nunda
> > mempersiapkan perbekalannya.
> >
> > SUARA YANG DIDENGAR MAYAT
> > Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga hal yaitu:
> > 1. Keluarga
> > 2. Hartanya
> > 3. Amalnya
> >
> > Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya yaitu;
> > 1. Keluarga dan Hartanya Akan Kembali
> > 2. Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.
> >
> >
> > Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad...Terdengarlah Suara Dari
> > Langit Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
> >
> > Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang
> > Meninggalkanmu
> >
> > Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau
> > Kekayaan Yang Telah Menumpukmu
> >
> > Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang
> > Telah Menumpukmu
> >
> > Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang
> > Telah Menguburmu."
> >
> > Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....Terdengar Dari
> > Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan...
> >
> > Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Terkulai
> > Lemah
> >
> > Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam
> > Tak Bersuara
> >
> > Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini
> > Tuli Dari Seribu Bahasa
> >
> > Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa
> > Kini Raib Tak Bersuara"
> >
> > Ketika Mayat Siap Dikafan...Suara Dari Langit Terdengar
> > Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan
> >
> > Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha
> >
> > Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah
> > Wahai Fulan Anak Si Fulan...
> >
> > Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun
> > Jauh Tanpa Bekal
> >
> > Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali
> > Selamanya
> >
> > Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh
> > Pertanyaan."
> >
> > Ketika MayatDiusung.... Terdengar Dari Langit Suara
> > Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
> >
> > Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
> > Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
> > Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."
> >
> > Ketika Mayat Siap Dishalatkan....Terdengar Dari Langit Suara
> > Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
> >
> > Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya
> > Di Akhirat
> >
> > Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik
> > Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."
> >
> > Ketika MayatDibaringkan Di Liang Lahat....terdengar Suara
> > Memekik Dari Langit,"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
> > Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas
> > Di Dunia
> >
> > Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini Wahai
> > Fulan Anak Si Fulan...
> > Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis
> > Dahulu Kau Bergembira,Kini Dalam Perutku Kau Berduka
> > Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam
> > Seribu Bahasa."
> >
> > Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian....Allah
> > Berkata Kepadanya, "Wahai Hamba-Ku..... Kini Kau Tinggal
> > Seorang Diri Tiada Teman Dan Tiada Kerabat
> > Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..
> > Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri
> > Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku
> > Hari Ini,....
> > Akan Kutunjukan Kepadamu Kasih Sayang-Ku
> > Yang Akan Takjub Seisi Alam Aku Akan Menyayangimu
> > Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya".
> >
> > Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, "Wahai Jiwa
> > Yang Tenang Kembalilah Kepada Tuhanmu Dengan Hati Yang
> > Puas Lagi Diridhai-Nya. Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah
> > Hamba-Hamba-Ku Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku"
> >
> > Anda Ingin Beramal Shaleh...?
> > Tolong Kirimkan Kepada Rekan-Rekan Muslim Lainnya Yang
> > Anda. Kenal...!!!Semoga Kematian akan menjadi pelajaran yang
> > berharga bagi kita dalam menjalani hidup ini.
> >
> > Rasulullah SAW. menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat
> > mati (maut) dan dalam sebuah hadithnya yang lain, beliau
> > bersabda "wakafa bi almauti wa'idha", artinya, cukuplah mati
> > itu akan menjadi pelajaranbagimu!
> >
> > Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin....
> >
> > Bahan Renungan Untuk Anda, Sahabatku, yang mungkin terlalu
> > sibuk bekerja... Luangkanlah waktu sejenak untuk membaca
> > dan merenungkan pesan ini...
> >
> > Alhamdulillah, Anda beruntung telah terpilih untuk
> > mendapatkan kesempatan membaca email ini.
> >
> > Aktifitas keseharian kita selalu mencuri konsentrasi kita.
> > Kita seolah lupa dengan sesuatu yang kita tak pernah tau
> > kapan kedatangannya. Sesuatu yang bagi sebagian orang
> > sangat menakutkan.Tahukah kita kapan kematian akan
> > menjemput kita???
> >
> > Sebarkan e-mail dakwah ini ke 5 orang terdekat Anda, dan
> > mintalah mereka untuk melakukan hal yang sama. Cukup lima
> > saja! Ini bukan surat ancaman berantai. Yang jelas jika Anda
> > tidak meneruskan e-mail ini, maka Anda telah menyia2 kan
> > kesempatan untuk saling menasihati dalam kebenaran dan
> > beramal shalih. Jika Anda lakukan dengan ikhlas insya Allah
> > Anda akan menuai kebaikan. Mari berlomba dalam kebaikan.